Minggu, 15 Maret 2015

Mengapa Aku Diciptakan?

“Mengapa aku diciptakan? Padahal aku tidak pernah meminta untuk dicipitakan!”

Begitulah pertanyaan yang diajukan oleh seorang pria asal Ngawi, Jawa Timur (sebut saja namanya zaid) kepada pengisi acara kenduri cinta kali ini. Pertanyaan ini membuat sebagian pengisi acara menggeleng-gelengkan kepalanya. Ya, ini pertanyaan yang cukup mengglitik.

Pertanyaan ini dijawab oleh Mas Sabrang (Vokalis Letto, Putra Cak Nun). Seperti biasa, sebelum menjawab pertanyaan, di awali dengan kata guyonannya (apa kata guyonannya? Yang pernah atau sering ikut kenduri cinta pasti tau hehe). Mas Sabrang, lebih dikenal dengan sebutan Neo, menjawabnya dengan perumpamaan.

“Mengapa aku diciptakan? Begini deh mas! Pertanyaan mas itu bisa dianalogikan atau disamakan dengan seperti pertanyaan atau permintaan seperti ini: “mengapa anda buang air besar?” Terus anda minta seperti ini: “Tuhan aku minta, aku buang air besarnya besok pagi jam 8!” *hahahah jawaban yang cukup mengocok perut hadirin* Ya, bisa mas menjawab nya? Kenapa mas buang air besar? Sejatinya buang air besar itu bisa terjadi karena ada sistem keseimbangan dalam tubuh kita. Pertanyaan mengapa aku, kamu, dan dia diciptakan, sesungguh nya bisa di jawab oleh masing-masing pribadi. Bagaimana caranya? Cari JATI DIRI kalian masing-masing. Jika kamu sudah menemukan jati dirimu maka kamu akan menemukan alasan mengapa kamu diciptakan. Bisa saja kamu diciptakan untuk menguji kesabaran orang tuamu *canda Mas Sabrang*. Tentu saja, setiap orang memiliki alasannya masing-masing mengenai penciptaan dirinya.
Taukah kamu? Dulu sebelum kamu ada (sebelum terjadi pembuahan), tanpa kamu menyadarinya kamu telah meng-ia-kan dirimu untuk diciptakan. Yaa, karena saat itu kita belum ada, jadi kita tidak tau!” ulas Mas Sabrang.

“Yaaa, intinya temukan jati dirimu, maka kau akan temui pula alasan kamu diciptakan.”

Nice answer Mas!!
Yuk mari. Temukan jati diri kita masing-masing, agar kita tau kenapa kita diciptakan!
Moga Bermanfaat
Jazakumullah khoiron buat panitia Kenduri Cinta

13 Maret 2015
Taman Ismail Marzuki, Jakarta

Kamis, 12 Maret 2015

Syair Abu Nawas

﴿شعر أبو نواس
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً ¤ وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ¤ فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ ¤ فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ ¤ وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ ¤ مُقِرًّا  بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
وَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ ¤ فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ

SYAIR ABU NAWAS
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga  ¤  Tapi, aku tidak ingin berada di dalam neraka jahannam
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku ¤ sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar.
Dosaku bagaikan bilangan pasir ¤ maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku berkurang setiap hari  ¤ sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang durhaka telah datang kepada Mu  ¤ dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
Maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah pemilik ampunan  ¤ tetapi jika Engkau menolak, kepada siapa lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

“Ya, inilah syair Abu Nawas yang begitu menyentuh (menurutku). Syair ini ku kenal dan ku pelajari dari Ust. Ahmad Ismail (Guru bahasa Arab), saat aku berada di bangku Madrasah Diniyyah Awaliyyah. Syair yang begitu menusuk. Seorang hamba yang tak ingin berada di neraka, akan tetapi ia tau bila ia tak pantas berada di surga karena dosa-dosanya yang telah ia perbuat. Ia menyadari bahwa umurnya di dunia itu berkurang setiap harinya, akan tetapi dosanya terus bertambah. Ia sadar, bahwa tidak ada tempat kembali dan meminta selain Allahu Ghofur. Allah-lah tempat meminta ampunan dan hanya Allah-lah pemilik ampunan. Bila Allah tak mau memaafkan, maka pada siapa lagi ia akan meminta ampunan? Sungguh engkau Rabb yang Maha Pengampun serta Maha Penyayang.”

Bismillahirrahmanirrahiim.
Allahumma sholli ‘alaa sayyidina muhammad wa ‘alaa alihi wa shohbihi wa sallim
Ya Allah yang Maha Pemberi Ni’mat, terima kasih segala ni’mat yang Engkau berikan kepada kami. Ni’mat sehat, ni’mat iman, ni’mat islam, dan ni’mat lainnya. Bagi kami, beribu-ribu terima kasih yang kami ucapkan pun sebenarnya  tak seimbang dengan segala ni’mat yang telah Engkau berikan. Terlebih ni’mat Islam. Itu ni’mat terbesar yang pernah kami terima. Terima kasih ya Allah wahai Tuhan Semesta Alam.
Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa kedua orang tua kami, dosa-dosa keluarga kami, dosa-dosa guru-guru kami, dosa-dosa seluruh orang mulimin dan muslimat dimanapun mereka berada.
Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, lindungilah kami, keluarga kami, orang-orang yang kami cintai dan kami sayangi. Berikanlah mereka kebahagiaan, jangan biarkan mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan yang berkepanjang.
Ya Allah yang Maha Pemberi Rizqi, berikanlah rizqi yang halal kepada kami, rizqi yang berkah, rizqi yang engkau ridhoi. Agar segala sesuatu yang masuk dalam tubuh kami merupakan barang yang halal, agar hati, perasaan, dan pikiran kami selalu bersih.
Robbana atinaa fid dunya hasanah wa fil akhoroti hasanah wa qina ‘adzaban naar
Wa shollallahu ‘alaa sayyidina muhammadinin nabiyyi wa alihi wa shohbihi wa sallam
Walhamdu lillahi robbil ‘alamiin
aamiin ya robbal 'alamiin”

:)

Selasa, 03 Maret 2015

Amal yg tidak terputus setelah seseorang meninggal


Lama tak muncul. hehe
In sya Allah, kali ini mau nyoba ngeshare ilmu yg disampaikan oleh seorang ustadz.

بسم الله الرحمن الرحيم

Nabi Muhammad saw shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ

Artinya:
         “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputulah amalannya. Kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (Hr. Muslim no: 1631)
         
        Hadits itu menerangkan tentang bagaimana posisi amal kita, Bahwa amal-amal yg bersifat pribadi akan terputus pahalanya ketika meninggal dunia, kecuali 3 amal yang akan terus mengalir yaitu: sedekah jariyah, ilmu yg dimanfaatkan dan doa anak yg sholeh, dengan begitu amal yg akan mengalir terus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia adalah amal yg bisa memberi kemaslahatan bagi orang lain. semakin besar cakupan maslahatnya, semakin besar pula pahala yg terus mengalir.

oleh: Ust. Agung dalam kajian online Al-qur'an Hamba Allah

moga bermanfaat :")