Minggu, 26 Februari 2017

Sebaik-baiknya Sedekah


        Sedekah menurut bahasa memiliki arti jujur. Seorang pakar bahasa arab mengartikan bahwa sedekah merupakan suatu pemberian yang diberikan kepada orang lain yang membutuhkan, tentunya dengan perasaan yang ikhlas. Ulama’ sepakat bahwa hukum sedekah merupakan sunnah. Artinya, jika seseorang bersedekah, maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Akan tetapi jika ia tidak melakukannya maka ia tidak mendapatkan pahala ataupun dosa.
          Berikut sedikit pemaparan tentang sedekah:

Materi: Kitab Mukhtarul Ahadits – halaman 75 – hadits ke-594

Oleh: Gus Muhammad Al Barra, LC (disampaikan saat pengajian subuh di PP. Amanatul Ummah Pacet Mojokerto – Ahad, 26 Februari 2017)

Berikut haditsnya:
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
Artinya:
“Sebaik-baiknya sedekah diberikan dalam kondisi berkecukupan dan mulailah dari dari orang yang menjadi tanggunganmu (HR. BUKHORI)”

Kata berkecukupan tersebut berarti barang yang disedekahkan merupakan barang yang tidak lagi berguna bagi kita. Contohnya, si A memiliki buku-buku pelajaran kelas 1. Buku-buku ini kemudia ia sedekahkan karena ia sekarang sudah berada di kelas 2. Sedangkan orang yang menjadi tanggunganmu merupakan orang-orang yang harus kalian penuhi kebutuhannya. Contoh: istri, anak, adik, dll.

        Suatu ketika Rasulullah menyuruh para sahabat untuk menyedekahkan hartanya untuk umat islam. Sayyidina Umar menyedekahkan separuh dari hartanya. Kemudia Rasulullah bertanya: “Bagaimana dengan keluargamu?” sayyidina Umar menjawab: “Telah ku sisakan sebagian untuk mereka”. Sedangkan Sayyidina Usman menyedekahkan seluruh hartanya untuk umat islam. Kemudia Rasulullahpun juga bertanya: “Bagaimana dengan keluargamu?” sayyidina Usman menjawab: “Telah ku pasrahkan semuanya kepada Allah”.
           
         Ada beberapa pendapat yang membahas tentang menyedekah seluruh harta yang dimiliki. Imam Nawawi mengakatan bahwa, seseorang dapat menyedekahkan seluruh hartanya dengan tiga syarat:
1.    Tidak memiliki hutang
2.    Tidak memiliki tanggungan
3.    Mampu hidup dengan berkecukupan
Ketiga syarat ini harus terpenuhi. Jika salah satu dari tiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka sebaiknya ia tidak menyedekahkan seluruh hartanya.

Wallahu a’lam

Sumber lain:
Pengertian Sedekah disini 

Jumat, 19 Juni 2015

Kajian Bulan Romadhon

Dikumpulkan dari kultum, tadabbur Al-Qur’an dan kuliah subuh Majlis Al-Ihya Dramaga Bogor tanggal 1-3 Romadhon 1436 H/ 17-19 Juni 2015 M.

Oleh:
Ust. Abdurrahman
Ust. Ece Hidayat
Qomarul Huda
Choirul Umam
Fina Romatul Ummah

Ø Arti Puasa
Menurut bahasa, arti puasa ialah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan menurut sarah pada kitab Tafsir Jalalain puasa ialah menahan sesuatu dari yang dikhususkan (makan, minum dsb) oleh seseorang yang dikhususkan (islam, baligh, dan berakal) di waktu yang dikhususkan dengan syarat yang ditentukan.
Sehingga puasa ialah menahan syahwat yang menjadi pangkal atau dasar seseorang berbuat maksiat atau dosa.
Ø Tingkatan Puasa
1.       Puasa awam : menjaga dari segala yang membatalkan puasa (dalam tingkatan ini ganjaran atau pahala tidak diperhitungkan oleh orang yang berpuasa, hanya dhohirnya saja yang diperhitungkan. Namun hatinya tidak diperhitungkan)
2.     Puasa khusus : menjaga dari segala yang membatalkan puasa serta menjaga pandangan, hati atau segala sesuatu yang dapat mengurangi pahala puasa (dalam tingkatan ini, orang yang berpuasa sudah memperhitungkan hatinya, tidak hanya dhohirnya saja)
3.  Puasa khusus khusus : menjaga dari segala yang membatalkan puasa serta menjaga pandangan, hati atau segala sesuatu yang dapat mengurangi pahala puasa dan tidak memikirkan hal duniawi sedikitpun, hanya semata-mata mengharap ridho Allah SWT (ini merupakan tingkatan puasa dari wali Allah)
Ø Hal-hal yang Membatalkan Puasa
1.       Makan dan minum dengan disengaja pada saat berpuasa
2.       Berhubungan suami-istri
3.       Haid dan nifas (bagi perempuan)
4.       Murtad atau keluar dari islam
Ø Sunnah dalam Berpuasa
1.       Mengakhirkan sahur
2.       Menyegerakan berbuka
3.       Berbuka dengan yang manis (bila ada 3 buah kurma) dan air putih
4.       Memberi makan untuk orang yang berbuka
5.       Lebih banyak bersedekah
Ø Fadilah Berpuasa
Puasa merupakan satu-satunya ibadah yang dinilai langsung oleh Allah (Al haidts). Karena puasa merupakan ibadah yang tak dapat dilihat oleh orang lain.
Ø Hikmah Allah Menciptakan Bulan Romadhon
1.       Agar kita meningkatkan ibadah
2.       Solat terawih hanya ada di Bulan Romadhon saja
3.       Tadarus (mengaji al-qur’an) semakin sering dan bersemangat
4.       Diadakan pengajian dimana-mana
Ø Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Bulan Romadhon (Habib Zein bin Smit, seorang alhi Fiqih di Arab)
1.       Jagalah puasa sama seperti kita menjaga harta kita.
2.       Hidupkan Qiyamullail (Solat malam: Tahajud, Hajat, Tobat, Witir, dsb)
3.       Melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh

Moga bermanfaat J

Mari berlomba-lomba dalam kebaikan di Bulan yanng Suci

Fely, Dakwah, Khilafah, dan Skripsi

Felycitia Iradati Yusrina. Ya, itulah nama neng yang geulis pisan. Kalau belum kenal sih, pasti pada bilang dia pendiem, tapi aslinya ga ada diem-diem nya sama sekali. Mungkin dia satu-satunya perempuan di statistika yang gemar sekali dengan yang namanya dakwah. Ya ialah salah satu aktivis kampus yang selalu ingin berdakwah dan menegakkan khilafah. Sampai-sampai di dinding kamarnya penuh bangeeeet ama yang namanya poster khilafah, ekonomi politik, dan lain sebagainya (apalah itu, sangking banyak nya tempelan di kamarnya, sampe ga keitung ada berapa tempelan dikamarnya). Neng geulis ini adalah salah satu temen aku di Departemen Statistika, Institut Pertanian Bogor (lengkap benerrrr :D ). Padahal dulu ga deket-deket banget sih, baru deket di semester 4, dan kesini-sini nya makin deket tapi makin ga jelas (re: suka becanda, guyonan, ngebully, dsb) juga. Semangat banget kalau mau ujian (ya meski agak suka panikan gitu sih). Tapi, kalau udah nyebut kata “Dakwah”, semua nya lewaaaaaaatttttt. Mau besok kuis kek, ujian kek, tetap dakwah itu nomer satu! Ya, kata-kata itu yang paling aku inget dari seorang Fely, “Dakwah itu penting, dakwah itu nomer satu, dakwah tidak mengenal pensiun”. Ya, kadang suka iri sih sama semangat dakwah perempuan satu ini. Aku aja yang lulusan pesantren semangat dakwahnya tidak menggebu-gebu seperti dia. Subhanallah bangetlah perempuan yang satu ini! Satu kata buat Fely: DAHSYAT!

Sampai tingkat akhirpun dia selalu rajin (re: tetap menjadi aktivis, padahal udah angkatan tua). Sedikit-sedikit ngirim poster di whatapp, instagram, dll. Sampai-sampai aku mikir, ni anak kapan ya ngurusin dirinya sendiri? Sebentar-sebentar umat, sebentar lagi bilang khilafah (ga ada matinya deh kalau ngomongin tentang dakwah). Hari ini (19 Juni 2015) aku sama Fely lagi ngomongin tentang skripsi (sesuatu yang membuat sensitif sebagian mahasiswa tingkat akhir seperti kita berdua ini! Hehehehe). Jadi, ceritanya semenjak semester 8 ini, si Fely ini  hobinya pulang dan main. Aku inget banget, pas jaman-jamannya kolokium (re: seminar proposal penelitian). Aku adalah salah satu orang yang termaksud lama mengerjakan proposal (ya, karena berbagai masalah sih, bukan 100% karen aku. Hahaha). Si Fely ini adalah orang kedua yang kolokium diantara teman seangkatan kita. Sedikit-dikit ditanya, “Izzah kapan kolokium? Udah sampe mana? Buruan dikerjain!” Nah, sekarang gantian nih. Si Fely lari-lari mulu ngerjain skripsinya. Kalau mau diajak ngejain di perpustakaan, selalu aja jawabannya mau pulang, pulang, dan pulang. Selasa lalu (16 Juni 2015) Dia bilang kalau mau pulang. Mau puasaan pertama di rumah, balik ke bogor nya hari Jum’at (19 Juni 2015). Ternyata hari Jum’atpun dia masih dirumah. Sangking sebelnya aku, akhirnya aku BBM ke dia, kurang lebih seperti ini:

Aku: “Pulang terus, main terus. Au ah, nyebelin. Izzah hampir beres nih ngedraftnya. Senin mau ngade Pak Made pokoknya. Mau ikut ga? Buruan di kerjain. Main wae pulang wae. Ntar habis ini ngurusin pawai akbar. Kapan skripsinya dikerjain? (ini pertanyaan skak mat nih)“
Fely: “Ini lagi disentuh. Heheh. Pawai akbar udah selesai kali”
Aku: “Disentuh doang? Dikerjain kali. *Edisi galak, edisi buang sayang, edisi jahat, dan edisi antagonis tingkat dewa*”
Fely: “Aduh, ditampar-tampar ama izza”
Aku: (ceritanya mau bikin steatment pamungkas tapi tetep dengan nada guyon) “Sekali-kali ga papa mikirin umat ama khilafah, ttapi juga harus mikirin diri sendiri. Kalau diri ga keurus gimana mau negakin khilafah *eaaaaa”

tujuannya sih biar dia panas dan bakal cepet balik ke bogor. Tapi di chatingan, dia malah ketawa-tawa (kayaknya sih dia ketawa nya sampe terpengkal-pengkal) dan bilang aku lucu. Lucu dari mana coba? Niatnya bikin dia semangat ngerjain malah jadinya becandaan ama dia. Dia malah bilang kalau mau di tulis di blog nya (nih, aku tulis duluan. Hahaha). Fely, Fely, ada ya orang kayak kamu. Hahahaha. Temen yang gini nih yang bakal di kangenin nanti kalau udah lulus.


Semangat Fely-Chan :*

Minggu, 15 Maret 2015

Mengapa Aku Diciptakan?

“Mengapa aku diciptakan? Padahal aku tidak pernah meminta untuk dicipitakan!”

Begitulah pertanyaan yang diajukan oleh seorang pria asal Ngawi, Jawa Timur (sebut saja namanya zaid) kepada pengisi acara kenduri cinta kali ini. Pertanyaan ini membuat sebagian pengisi acara menggeleng-gelengkan kepalanya. Ya, ini pertanyaan yang cukup mengglitik.

Pertanyaan ini dijawab oleh Mas Sabrang (Vokalis Letto, Putra Cak Nun). Seperti biasa, sebelum menjawab pertanyaan, di awali dengan kata guyonannya (apa kata guyonannya? Yang pernah atau sering ikut kenduri cinta pasti tau hehe). Mas Sabrang, lebih dikenal dengan sebutan Neo, menjawabnya dengan perumpamaan.

“Mengapa aku diciptakan? Begini deh mas! Pertanyaan mas itu bisa dianalogikan atau disamakan dengan seperti pertanyaan atau permintaan seperti ini: “mengapa anda buang air besar?” Terus anda minta seperti ini: “Tuhan aku minta, aku buang air besarnya besok pagi jam 8!” *hahahah jawaban yang cukup mengocok perut hadirin* Ya, bisa mas menjawab nya? Kenapa mas buang air besar? Sejatinya buang air besar itu bisa terjadi karena ada sistem keseimbangan dalam tubuh kita. Pertanyaan mengapa aku, kamu, dan dia diciptakan, sesungguh nya bisa di jawab oleh masing-masing pribadi. Bagaimana caranya? Cari JATI DIRI kalian masing-masing. Jika kamu sudah menemukan jati dirimu maka kamu akan menemukan alasan mengapa kamu diciptakan. Bisa saja kamu diciptakan untuk menguji kesabaran orang tuamu *canda Mas Sabrang*. Tentu saja, setiap orang memiliki alasannya masing-masing mengenai penciptaan dirinya.
Taukah kamu? Dulu sebelum kamu ada (sebelum terjadi pembuahan), tanpa kamu menyadarinya kamu telah meng-ia-kan dirimu untuk diciptakan. Yaa, karena saat itu kita belum ada, jadi kita tidak tau!” ulas Mas Sabrang.

“Yaaa, intinya temukan jati dirimu, maka kau akan temui pula alasan kamu diciptakan.”

Nice answer Mas!!
Yuk mari. Temukan jati diri kita masing-masing, agar kita tau kenapa kita diciptakan!
Moga Bermanfaat
Jazakumullah khoiron buat panitia Kenduri Cinta

13 Maret 2015
Taman Ismail Marzuki, Jakarta

Kamis, 12 Maret 2015

Syair Abu Nawas

﴿شعر أبو نواس
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً ¤ وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ¤ فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْمِ
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ ¤ فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ ¤ وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ ¤ مُقِرًّا  بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
وَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ ¤ فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ

SYAIR ABU NAWAS
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga  ¤  Tapi, aku tidak ingin berada di dalam neraka jahannam
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku ¤ sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar.
Dosaku bagaikan bilangan pasir ¤ maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku berkurang setiap hari  ¤ sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai, Tuhanku! Hamba Mu yang durhaka telah datang kepada Mu  ¤ dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
Maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah pemilik ampunan  ¤ tetapi jika Engkau menolak, kepada siapa lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

“Ya, inilah syair Abu Nawas yang begitu menyentuh (menurutku). Syair ini ku kenal dan ku pelajari dari Ust. Ahmad Ismail (Guru bahasa Arab), saat aku berada di bangku Madrasah Diniyyah Awaliyyah. Syair yang begitu menusuk. Seorang hamba yang tak ingin berada di neraka, akan tetapi ia tau bila ia tak pantas berada di surga karena dosa-dosanya yang telah ia perbuat. Ia menyadari bahwa umurnya di dunia itu berkurang setiap harinya, akan tetapi dosanya terus bertambah. Ia sadar, bahwa tidak ada tempat kembali dan meminta selain Allahu Ghofur. Allah-lah tempat meminta ampunan dan hanya Allah-lah pemilik ampunan. Bila Allah tak mau memaafkan, maka pada siapa lagi ia akan meminta ampunan? Sungguh engkau Rabb yang Maha Pengampun serta Maha Penyayang.”

Bismillahirrahmanirrahiim.
Allahumma sholli ‘alaa sayyidina muhammad wa ‘alaa alihi wa shohbihi wa sallim
Ya Allah yang Maha Pemberi Ni’mat, terima kasih segala ni’mat yang Engkau berikan kepada kami. Ni’mat sehat, ni’mat iman, ni’mat islam, dan ni’mat lainnya. Bagi kami, beribu-ribu terima kasih yang kami ucapkan pun sebenarnya  tak seimbang dengan segala ni’mat yang telah Engkau berikan. Terlebih ni’mat Islam. Itu ni’mat terbesar yang pernah kami terima. Terima kasih ya Allah wahai Tuhan Semesta Alam.
Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa kedua orang tua kami, dosa-dosa keluarga kami, dosa-dosa guru-guru kami, dosa-dosa seluruh orang mulimin dan muslimat dimanapun mereka berada.
Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, lindungilah kami, keluarga kami, orang-orang yang kami cintai dan kami sayangi. Berikanlah mereka kebahagiaan, jangan biarkan mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan yang berkepanjang.
Ya Allah yang Maha Pemberi Rizqi, berikanlah rizqi yang halal kepada kami, rizqi yang berkah, rizqi yang engkau ridhoi. Agar segala sesuatu yang masuk dalam tubuh kami merupakan barang yang halal, agar hati, perasaan, dan pikiran kami selalu bersih.
Robbana atinaa fid dunya hasanah wa fil akhoroti hasanah wa qina ‘adzaban naar
Wa shollallahu ‘alaa sayyidina muhammadinin nabiyyi wa alihi wa shohbihi wa sallam
Walhamdu lillahi robbil ‘alamiin
aamiin ya robbal 'alamiin”

:)

Selasa, 03 Maret 2015

Amal yg tidak terputus setelah seseorang meninggal


Lama tak muncul. hehe
In sya Allah, kali ini mau nyoba ngeshare ilmu yg disampaikan oleh seorang ustadz.

بسم الله الرحمن الرحيم

Nabi Muhammad saw shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَه إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ

Artinya:
         “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputulah amalannya. Kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak yang sholeh” (Hr. Muslim no: 1631)
         
        Hadits itu menerangkan tentang bagaimana posisi amal kita, Bahwa amal-amal yg bersifat pribadi akan terputus pahalanya ketika meninggal dunia, kecuali 3 amal yang akan terus mengalir yaitu: sedekah jariyah, ilmu yg dimanfaatkan dan doa anak yg sholeh, dengan begitu amal yg akan mengalir terus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia adalah amal yg bisa memberi kemaslahatan bagi orang lain. semakin besar cakupan maslahatnya, semakin besar pula pahala yg terus mengalir.

oleh: Ust. Agung dalam kajian online Al-qur'an Hamba Allah

moga bermanfaat :")

Selasa, 29 April 2014

Ta'limul Muta'alim Bab IV ( Ta'dzim pada Ilmu dan Ahli Ilmu )


Kitab Ta'limul Muta'alim yang ditulis oleh Syeikh Ibrahim bin Isma'il Al Zarnuji 
بسم الله الرحمن الرحيم


Saya akan mencoba mennyampaikkan kembali ilmu yang telah saya dapat beberapa hari yang lalu ( 22 April 2013 - 23 Jumadil Akhir 1435 H ) dalam pengajian ba'da maghrib, yang disampaikan oleh Al Mukarrom Al Ustadz Dudi H. Kitab yang dikaji oleh beliau adalah kita Ta’limul Muta’alim Fasal 4, sub bab 5.

Sub yang ke-5, membahas tentang Sikap Selalu Hormat dan Khidmah.

و ينبغى لطالب أن يستمع العلم والحكمة بالتعظيم والحرمة؛ وإن سمع مسألة واحدة أو حكمة واحدة ألف مرّة. وقيل : من لم يكن تعظيمه بعد ألف مرّة كتعظيمه فى اول مرّة فليس بأهل العل
Artinya: hendaknya bagi seorang murid untuk mendengarkan ilmu dan hikmah dengan sikap yang hormat, meskipun ia telah mendengarkannya (ilmu dan hikmah) sebanyak seribu kali. Sebab telah dikatakan bahwa, jika seseorang tidak menta’dziminya (mengagungkan ilmu dan masalah) meski telah mendengarnya sebanyak seribu kali, maka ia bukan termaksud ahli ilmu.

        Maksudnya, sebaiknya setiap orang yang menuntut ilmu, hendaknya tidak pernah bosan mendengarkan ilmu yang didapatkan meski ia telah berulang-ulang kali mendengarnya. Karena seseorang yang disebut ahli ilmu adalah seseorang yang selalu hormat (bisa dibilang pula selalu penasaran atau tidak pernah bosan) mendengarkan ilmu yang didapat meski ia telah mendengarnya sebanyak 1000 kali.
        Masya Allah...
        Moga kita semua termaksud orang yang disebut Ahli Ilmu.
          Aamiin ya Rabbal ‘alamiin

mohon koreksinya :)